Melihat Seperti Yesus Melihat

Lukas 19:1-10
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."  Lukas 19:5

Seorang dosen memutar video pendek di depan kelas dan minta para mahasiswa memerhatikan dan menghitung berapa kali orang berkaos putih mengoper bola. Di video itu, dua kelompok (satu berbaju hitam dan satu berbaju putih) saling mengoper bola. “Ada yang lihat gorilanya?” Tanya sang dosen setelah video selesai. Para mahasiswa bingung. Gorila? Sang dosen memutar video itu lagi, kali ini para mahasiswa tak usah menghitung. Ternyata benar, di tengah video, seorang berkostum gorila hitam jalan santai, sempat berhenti, memukul dadanya, lalu pergi. Tapi tak ada yang melihatnya! Semua fokus menghitung jumlah operan bola. Inilah kondisi psikologis yang disebut “Inattentional blindness”, atau kebutaan akibat tidak memerhatikan. Penelitian ini dilakukan Christopher Chabris and Daniel Simons. Video berjudul “Invisible Gorilla” ini ada di Youtube dan Anda bisa mencobanya ke teman Anda (tapi sebelumnya, jangan beri tahu dia apapun soal gorila). Kita sering luput memerhatikan sesuatu yang bahkan ada di hadapan kita karena kita fokus ke hal-hal lain. Namun, Yesus tidak. Di Alkitab, setidaknya ada 40 kali dicatat kalimat ketika Yesus melihat. Dan setelah Ia melihat, hampir selalu Ia lalu melakukan sesuatu untuk menunjukkan kasih-Nya. Di Yerikho, ini terjadi. Saat itu, semua orang berdesak-desakan ingin melihat Yesus. Di depan Yesus, ada sangat banyak orang. Namun, Ia justru melihat di atas sebuah pohon ara, ada pemungut cukai bernama Zakheus. Mungkin tak ada orang di kerumunan itu melihatnya. Jika pun melihat, mereka tak peduli karena Zakheus adalah pemungut cukai, yang dicap sangat buruk. Tapi, saat Yesus melihat Zakheus dan berkata ingin menumpang di rumahnya, terjadi pertobatan radikal pada Zakheus.
Untuk mengasihi seperti Yesus, kita harus melihat seperti Yesus. Kasih membuat kita bisa melihat dengan cara berbeda. Tidak hanya melihat menurut kata orang tapi berusaha mengenal sendiri. Tidak hanya menilai dari kesan pertama atau dari penampilan luar saja, tapi melihat karakternya juga. Tidak hanya melihat sesuatu dari sisi tertentu saja (biasanya sisi negatif), tapi juga bisa melihat secara utuh yaitu dari sisi positif juga. Melihat dengan kasih membuat kita bisa melihat seperti Yesus. •
Untuk mengasihi seperti Yesus, kita harus melihat seperti Yesus.

Komentar