Jarak Lebar Mimpi - Renungan Khotbah Kristen









| Kejadian
37:1-11
     

Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada
saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan
dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.”
Kejadian 37:9

Pernahkah kita mengalami situasi ketika mimpi,
harapan, cita-cita, dan tujuan hidup kita sangat bertolak belakang dengan
realita hidup yang kita alami? Ada gap (jarak) yang begitu lebar di antara
keduanya. Kita bermimpi berada di atas, tapi hari ini kita sedang terpuruk di
bawah. Kita berharap menjadi kepala, tetapi hari ini kita masih menjadi ekor.
Kita memiliki cita-cita dan tujuan hidup yang besar, tapi kenyataannya kita
sedang melakukan hal-hal yang kecil dan remeh. Begitu lebar gap antara mimpi
dan kenyataan, sehingga janji berkat “menjadi kepala dan bukan ekor, naik dan
bukan turun, menghutangi dan bukan yang berhutang” menjadi tidak realistis (Ul. 28:11-14). Kita pun
merasa kalau janji itu terlalu muluk-muluk.
Abraham mengalami gap yang sangat lebar antara mimpi
dan kenyataan. Tuhan berjanji akan menjadikannya menjadi bangsa yang besar,
sedangkan ia tidak memiliki keturunan. Kenyataan itu masih diperburuk dengan
fakta bahwa ia telah tua sedangkan istrinya mandul dan sudah mati haid. Yusuf
mengalami gap yang sangat lebar antara mimpi dan kenyataan. Ia mendapat mimpi
untuk menjadi pemimpin; matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyembahnya
(ay. 8). Tidak terlihat tanda-tanda itu bakal terjadi. Jangankan mulai ada satu
bintang menyembahnya, kenyataannya justru menyedihkan. Yusuf dijual menjadi
budak, lalu difitnah sehingga dijebloskan ke penjara. Siapa yang bakal percaya
bahwa seorang budak yang dipenjara akan menjadi seorang raja muda?
Jika gap antara mimpi dan kenyataan begitu lebar
sehingga seolah tidak terjangkau, hal itu justru baik bagi kita, sebab kita
akan berharap total kepada Tuhan, bukan mengandalkan diri kita sendiri. Hanya
Tuhan yang sanggup melakukannya, bukan karena kekuatan kita. Terbukti, Tuhan
menutup gap lebar itu. Abraham menjadi bapa banyak bangsa. Yusuf menjadi
pemimpin di Mesir. Bagaimana dengan kita? Jangan berhenti bermimpi. Belajarlah
untuk mempercayakan mimpi kita kepada Tuhan. Andalkan Tuhan dan izinkan Dia
menolong kita untuk merealisasikan mimpi itu. Jika memang mimpi itu datang dari
Tuhan, percayalah bahwa suatu kali hal itu akan menjadi kenyataan. [Petrus
Kwik]
 




Dapatkan Renungan Kristen & Lagu Rohani di Channel Youtube
JC-Kok

Komentar