Pertobatan Yang Sejati



Baca:  Matius 4:12-17

"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"  Matius 4:17








      Seruan untuk bertobat adalah perkataan pertama yang disampaikan Tuhan Yesus pada saat Ia memulai pelayananNya di bumi.  Berita tentang pertobatan ini pula yang diseru-serukan Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea, di awal pelayanannya kepada umat Israel.  Jadi hidup dalam pertobatan adalah kehendak Tuhan bagi semua orang, terlebih-lebih kita yang mengaku percaya kepadaNya, sebab yang menjadi dasar pertobatan sejati adalah iman kepada Tuhan Yesus Kristus.

     Untuk menuju pertobatan sejati ada langkah-langkah yang harus kita perhatikan:  Pertama, kita harus menyadari bahwa diri kita ini adalah orang berdosa.  Ada banyak orang yang menganggap dirinya yang benar dan suci sehingga ia merasa bahwa dirinya tidak perlu bertobat.  Pengakuan jujur sebagai orang berdosa yang memerlukan pengampunan dosa dari Tuhan Yesus adalah langkah awal pertobatan.  Pengakuan kita adalah bukti bahwa kita mau merendahkan diri di hadapan Tuhan, sebab  "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita."  (1 Yohanes 1:8).  Apabila kita mau datang kepada Tuhan Yesus dan mengakui dosa-dosa kita,  "...maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."  (1 Yohanes 1:9), bahkan dikatakan  "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."  (Yesaya 1:18).  Kita harus percaya dan mengakui bahwa Yesus telah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, dikuburkan dan bangkit pada hari yang ketiga.

     Kedua, kita pun harus mengaku dengan mulut dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, sebab  "... dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan."  (Yesaya 1:18).  Jadi kita diselamatkan bukan karena perbuatan kita, tapi semata-mata karena anugerahNya.  Tertulis:  "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."  (Efesus 2:8-9).

Percaya kepada Tuhan Yesus berarti menyerahkan segenap hidup ini kepadaNya.


Baca:  2 Petrus 3:1-16

"Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  2 Petrus 3:9

        Menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan berarti mau hidup dipimpin oleh Roh Tuhan dan tidak lagi hidup menurut jalan kita sendiri atau sekehendak hati kita.  Dalam Amsal 3:5-6 dikatakan:  "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."  Jika kita hidup seturut dengan firman Tuhan dan mau hidup dipimpin oleh Roh kudus, perjalanan kita tidak akan tersesat.  "Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat."  (Amsal 10:17).

     Ketiga, kita berbalik dari perilaku yang jahat.  Kita berbalik dari mengasihi dosa kepada membenci dosa dan hidup dalam kebenaran, artinya hidup dalam ketaatan.  Ketika hidup dalam ketaatan, kita sedang hidup dalam perjanjian berkat Tuhan;  kita akan mengalami penggenapan janji-janji Tuhan.  Dengan kata lain kita menikmati berkat-berkat yang disediakan Tuhan sebagai upah dari ketaatan kita.  Berbalik dari perilaku yang jahat berarti menanggalkan 'manusia lama' dan mengenakan 'manusia baru' seperti tertulis:  "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Berbalik dari perilaku yang jahat juga berarti tegas terhadap dosa dan tidak berkompromi dengan dosa lagi.  Maka,  "...barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"  (Wahyu 22:11).  Kasih Tuhan itu tidak terbatas, dengan penuh kesabaran Ia menunggu anak-anakNya berbalik dari jalan-jalan yang jahat.  Kasih Tuhan itu tidak terbatas, dengan penuh kesabaran Ia menunggu anak-anakNya berbalik dari jalan-jalan yang jahat.  Karena itu jangan sia-siakan waktu dan kesempatan yang diberikan Tuhan!

     Sudahkah kita mengalami pertobatan sejati?  Pertobatan sejati pasti menghasilkan buah-buah Roh dan itu akan berdampak bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.

"Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."  2 Korintus 6:17