Isteri yang cakap

Baca: Amsal 31:10-31
"Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?  Ia lebih berharga dari pada permata."  Amsal 31:10












Setiap pasangan suami isteri pasti mendambakan kehidupan rumah tangga yang harmonis dan bahagia.  Suami isteri harus saling melengkapi, mengasihi satu sama lain.

     Banyak cerita tentang para suami yang berkeluh kesah kepada hamba Tuhan akibat tidak tahan dan sangat tertekan dengan sikap dan karakter isterinya sehari-hari.  Akhirnya suami lebih memilih berlama-lama berada di kantor dengan ditemani sekretarisnya yang cantik dan sabar, dari pada harus buru-buru pulang, karena isterinya di rumah sangat cerewet dan suka marah-marah.  Suami mana yang betah di rumah bila isterinya suka membentak dan sama sekali tidak memiliki kelembutan?  Sebagai seorang isteri Kristen tidak seharusnya kita bersikap demikian.  Adakah seorang isteri yang tidak ingin 'istimewa' di mata suaminya?  Atau yang dipuji dan bisa dibanggakan oleh suami?

     Penulis Amsal mengatakan bahwa seorang isteri yang cakap adalah mahkota bagi suaminya.  Mahkota dipakai di atas kepala dan melambangkan kehormatan.  Jadi, isteri yang cakap adalah kebanggan dan kehormatan bagi suaminya.  Biasa kesuksesan seorang suami dalam usaha, pekerjaan (karir) dan juga pelayanan sangat dipengaruhi peranan isteri yang pastinya cakap.  Bagaimana bisa menjadi isteri yang cakap?  Isteri yang cakap adalah isteri yang hidup takut akan Tuhan, sehingga ia tahu akan panggilan Tuhan dalam hidupnya yaitu menjadi penolong yang sepadan:  menolong dan mendampingi suaminya menjalani kehidupan seperti yang Tuhan kehendaki.  Jadi ia harus bisa mendukung visi suaminya.  Isteri yang cakap berarti juga mengasihi suaminya apa adanya; mengasihi berarti menerima kelebihan dan kekurangannya, mau tunduk dan menghargai suaminya sebagai kepala rumah tangga.  Allah menasihati,  "Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan."  (Kolose 3:18).  Isteri perlu membantu suaminya untuk mengisi atau memperbaiki kekurangannya, bukan mengkritik, mengungkit-ungkit kesalahan atau menjatuhkan.  Selain itu, dia juga harus mampu memperhatikan kebutuhan keluarganya.

"Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan Tuhan dipuji-puji."  Amsal 31:30

Komentar