Menutup Buku Masa Lalu



Baca:  Yesaya 43:22-28

"Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu."  Yesaya 43:25







      Setiap orang pasti memiliki masa lalu dalam hidupnya:  yang baik dan juga yang buruk.  Masa lalu yang buruk acapkali sulit sekali kita lupakan dan terus menghantui setiap langkah hidup kita.


     Namun ayat nas di atas meyakinkah kita bahwa kita tidak perlu lagi mengingat-ingat dosa dan pelanggaran kita di masa silam.  Mengapa?  Karena  "...Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."  (Roma 5:8).  Jadi, jika kita telah mengakui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan dan bertobat, Dia akan mengampuni dosa-dosa kita.  Karena itu janganlah mengingat-ingatnya lagi.  "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."  (Yesaya 1:18).  Bila kita terus menginga-ingat dosa masa lalu, Iblis akan bersukacita, karena pekerjaannya mendakwa dan mengungkit-ungkit dosa dan pelanggaran kita sehingga kita pun akan dihantui rasa bersalah dan merasa tertuduh.  Sesungguhnya  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).

     Hal lain yang harus kita lupakan adalah kegagalan-kegagalan masa lalu.  Sebab jika kita terpaku dan terus meratapi kegagalan itu kita tidak akan pernah bisa maju, tetap stagnant, dan itu hanya akan menjadi penghalang untuk menggapai masa depan.  Itulah sebabnya rasul Paulus bertekad,  "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,"  (Filpi 3:13-14).  Kita tahu rancangan Tuhan bagi kita adalah  "...rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."  (Yeremia 29:11), dan sebagai anak-anak Tuhan kita lebih dari pada pemenang (baca Roma 8:37).  Maka yakinlah bahwa dalam segala perkara Tuhan turut bekerja asal kita menyerahkan semua beban persoalan hidup kita kepada Tuhan.

Isteri Lot adalah contoh buruk;  ia tidak taat kepada Tuhan dan menoleh ke belakang (masa lalu), akhirnya ia menjadi tiang garam dan gagal!