Tanpa Penyertaan TUHAN



Baca:  1 Samuel 5:1-12

"Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod."  1 Samuel 5:1







       Bagi bangsa Israel Tabut Tuhan atau Tabut Perjanjian itu sangat penting.  Tabut Tuhan adalah tanda kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka, tanda penyertaan Roh Tuhan atas mereka.  Bisa dibayangkan bagaimana keadaan bangsa Israel tanpa Tabut Allah:  sangat kacau, penuh persoalan, peperangan dan ancaman dari berbagai sisi kehidupan.


     Pada waktu Tabut Perjanjian itu berada di negeri orang Filistin, mereka mengalami masa-masa yang sangat berat, karena tanpa Tabut itu berarti mereka tidak lagi mengalami penyertaan Tuhan.  Orang Filistin membawa Tabut Tuhan itu ke negerinya setelah mereka mampu mengalahkan bangsa Israel.  "Orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin; kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah sudah dirampas."  (1 Samuel 4:17).  Lalu, apakah dengan keberadaan Tabut Tuhan di Filistin, orang-orang mengalami penyertaan dan pertolongan Tuhan?  Justru sebaliknya, kehadiran Tabut Tuhan adalah bencana bagi mereka.  Mengapa?  Karena bangsa Filistin adalah bangsa yang 'tidak bersunat' atau bangsa kafir, penyembah berhala.  Itulah sebabnya orang-orang Filistin tidak tahan menghadapi tekanan tangan Tuhan, sampai-sampai mereka memindahkan Tabut Tuhan itu ke-3 tempat yang berbeda selama kurun waktu tujuh bulan:  di Asdod, Gat dan Ekron.  Selama itu pula orang-orang Filistin mengalami msibah demi musibah:  patung dewa Dagon hancur berantakan ketika dihadapkan pada Tabut Tuhan, juga penduduk kota Asdod dihajar Tuhan dengan borok-borok:  "...di seluruh kota itu ada kegemparan maut;"  (1 Samuel 5:11b).  Karena tidak kuat dengan penderitaan yang ada, orang-orang Filistin bersepakat mengembalikan Tabut Tuhan itu kepada bangsa Israel.

     Begitu juga dengan kita, tanpa penyertaan Tuhan dan Roh Kudus kita ini bukan siapa-siapa dan tidak akan bisa berbuat apa-apa.  Tanpa Tuhan, kita akan hidup dalam kegagalan dan kehancuran.  Oleh karena itu mari kita menghormati hadirat Tuhan lebih lagi, beribadah lebih sungguh-sungguh dan melayani Dia dengan sepenuh hati.

Jangan kita hanya melayani Tuhan ala kadarnya, asal-asalan dan dengan waktu dan tenaga kita yang tersisa.