Tetap Teguh dan Tetap Berkomitmen


Baca:  1 Korintus 15:35-58

"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!  Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  1 Korintus 15:58







Saat diutus ke dalam dunia, Yesus dengan penuh komitmen melakukan kehendak Bapa.  Yesus bukan sekedar menjalankan perintah Bapa, tetapi juga didasari oleh visi yang telah diterimaNya:  "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk meberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28).

     Yesus mengerjakan visi ini dengan ketaatan penuh dan tak tergoyahkan meskipun harus menghadapi resiko yang besar.  Alkitab mencatat:  "...Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."  (Filipi 2:5-8).  Oleh karena itu Paulus memberi nasihat agar setiap orang percaya meneladani Tuhan Yesus yang taat sampai mati di kayu salib!  Dalam keadaan apa pun hendaknya kita tetap teguh, tidak goyah dan semakin giat dalam melayani Tuhan.  Kata teguh dalam bahasa aslinya berarti setia.  Dalam kesetiaan terkandung komitmen yang tinggi.  Ingat!  Perjalanan kekristenan itu tidak mudah, ada banyak ujian dan tantangan, namun Tuhan berjanji akan memberikan kekuatan kepada kita, seperti yang disampaikan oleh Rasul Paulus,  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13).  Jika kita mengandalkan kekuatan sendiri, kita tidak akan mampu dan pasti akan gagal.

     Akhir-akhir ini tidak sedikit orang Kristen yang mulai goyah imannya dan tidak lagi giat melayani Tuhan:  ibadah kendor, berdoa kendor, pelayanan kendor dan sebagainya karena masalah atau penderitaan yang dialaminya.  Namun justru ketika berada dalam ujian seharusnya kita makin melekat kepada Tuhan Yesus sebagai pokok anggur, sebab di luar Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa  (baca Yohanes 15:5b).  Mari kita koreksi kehidupan kita, apakah kita sudah melenceng dari kehendak Tuhan?  Mari kita perbarui komitmen kita.

Bila kita teguh dalam melakukan kehendak Tuhan, Dia akan mempercayakan perkara-perkara besar kepada kita, meskipun itu harus dimulai dari perkara kecil dahulu.