Tempat Ibadah Yang Sesungguhnya

Renungan Harian TRUTH
Selama ini, yang dimengerti sebagai “rumah ibadah” adalah gereja. Banyak orang Kristen merasa sudah beribadah kepada Tuhan kalau sudah datang ke gereja untuk mengikuti liturgi. Bila demikian, maka konsep dan kualitas hidup orang Kristen tidak berbeda dengan agama-agama pada umumnya. Ibadah adalah penggunaan potensi kehidupan untuk kepentingan Tuhan yang ditujukan atau dirasakan oleh manusia di sekitarnya, maka wilayah ibadah adalah seluruh tempat dimana kita berada (Yak. 1:27). Dimanapun kita mengembangkan diri, menggunakan potensi bagi Tuhan yang ditujukan dan dirasakan bagi sesama adalah tempat ibadah. Dengan demikian, rumah ibadah yang sesungguhnya adalah rumah keluarga kita, warung atau toko dimana anak-anak Tuhan berdagang, kantor tempat bekerja, pabrik, tempat bisnis, sekolah, kampus dan lain sebagainya.

Mulai sekarang, jangan merasa beribadah kepada Tuhan hanya pada waktu ke gereja. Tetapi, kita harus merasa sedang beribadah kepada Tuhan ketika ke tempat bekerja, di kantor, warung, toko dan lain sebagainya. Pada waktu pulang ke rumah setelah selesai bekerja mencari nafkah bukan berhenti beribadah, tetapi beribadah di rumah untuk mengurusi dan memperhatikan keluarga.

Lalu bagaimana dengan gereja: apakah gereja bukan rumah ibadah? Gereja adalah rumah ibadah para pendeta dan full timer di lingkungan gereja, sebab disanalah para rohaniwan menggunakan potensi kehidupan untuk beribadah kepada Tuhan yang ditujukan bagi jemaat. Bagi jemaat pada umumnya, gereja lebih disebut sebagai “ruang pertemuan” ketimbang rumah ibadah. Kita tidak boleh menyamakan liturgi atau upacara agama dengan ibadah. Teks Alkitab mengatakan: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita….” (Ibr. 10:25). Kata “ibadah” dalam teks aslinya adalah episunagoge yang lebih tepat diterjemahkan “pertemuan bersama, khususnya pertemuan orang-orang Kristen”.

Hendaknya kita tidak lagi dibelenggu oleh pemikiran bahwa ibadah hanya didalam gereja, khususnya yang bertalian dengan penyelenggaraan liturgi. Ini akan membuat kecenderungan praktik manipulasi rohaniwan yang tidak lurus terhadap jemaat Tuhan yang mudah menjadi korbannya. Ibadah adalah seluruh kehidupan ini. Di gereja jemaat Tuhan belajar Firman Tuhan, yaitu bagaimana menyelenggarakan hidup. Di gereja jemaat mendapat “briefing-nya”. Sedangkan dalam kehidupan setiap hari jemaat menjalankan “praktiknya”.

Di manapun kita mengembangkan diri, menggunakan potensi bagi Tuhan yang
ditujukan dan dirasakan bagi sesama adalah tempat ibadah.