Jangan Sekali-kali Berkompromi



Baca:  2 Korintus 6:11-18

"Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?  Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?"  2 Korintus 6:14b












Kepada jemaat di Korintus rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa antara kebenaran dan kedurhakaan, atau terang dan gelap tidak dapat bersatu atau berjalan beriringan karena satu sama lain saling berlawanan; artinya tidak ada kompromi sedikit pun.  Yang Tuhan kehendaki adalah: "Keluarlah kamu dari antara mereka (orang-orang yang tak percaya - Red.), dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."  (ayat 17).

     Sebagai orang percaya kita adalah terang di dalam Tuhan, karena itu kita harus hidup sebagai anak-anak terang.  Ingatlah:  berkompromi dengan dosa hanya membuahkan kegagalan dan kehancuran!  Contohnya seperti yang dialami oleh Yosafat.  Alkitab mencatat bahwa Yosafat adalah salah satu raja yang memiliki nama baik,  "...karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya.  Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel."  (2 Tawarikh 17:3-4).  Tetapi dalam fase hidupnya dia pernah melakukan kesalahan yang sangat fatal yaitu melakukan kompromi!  Dikatakan: "Ketika Yosafat kaya dan sangat terhormat, ia menjadi besan Ahab." (2 Tawarikh 18:1).  Yosafat yang percaya kepada Tuhan memiliki besan seperti penyembah berhala.

     Semua ini tidak lepas dari upaya Iblis!  Memiliki besan seorang penyembah berhala adalah kompromi awal yang dilakukan Yosafat.  Berkompromi terhadap hal-hal kecil semakin membawa kita berlanjut pada kompromi pada hal-hal yang lain, yang lebih besar.  Yosafat pun mengijinkan tentaranya berkolaborasi dengan tentara Ahab untuk berperang.  Apa yang diminta Ahab diiyakan begitu saja tanpa bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu.  Ketika perang hendak berkobar Ahab berniat untuk meminta petunjuk kepada nabi baal, tapi Yosafat mencari nabi Tuhan.  Meski Mikha bin Yimla (nabi Tuhan) sudah didatangkan, namun firman yang disampaikan oleh Mikha tidak diterimanya.
Banyak yang bisa diteladani dari Yosafat, tapi kesalahannya melakukan kompromi dengan raja yang jahat di mata Tuhan membawanya kepada kesukaran demi kesukaran.

2 Korintus 6:11-18
6:11Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu.
6:12Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.
6:13Maka sekarang, supaya timbal balik--aku berkata seperti kepada anak-anakku--:Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
6:14Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
6:15Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
6:16Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
6:17Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
6:18Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."