e-Konsel: Kekeringan Rohani

-*- SPIRITUAL DEHYDRATION (KEKERINGAN ROHANI) -*-

 

  Pengikut-pengikut Yesus yang paling aktif kadang-kadang menemukan

  diri mereka merasa terkuras habis dan kering kerontang secara

  rohani. Pendeta-pendeta dan pekerja-pekerja gereja lainnya juga

  sering merasa demikian pada hari Minggu. Terutama jika seminggu

  sebelumnya mereka dipenuhi kesibukan dan kegiatan rohani yang luar

  biasa banyaknya, apalagi pada perayaan hari-hari besar Kristen.

  Setelah melalui satu minggu yang sibuk, saya sering berkata kepada

  istri saya, Angela, "Saya merasa seakan-akan seseorang telah

  menyeret kaki saya dan menguras habis energi saya!"

 

  Pekerja-pekerja gereja bukanlah satu-satunya yang mengalami

  pengaruh-pengaruh berkepanjangan dari "kekeringan rohani". Siapapun

  yang bekerja menghadapi publik secara terus-menerus pasti mengetahui

  perasaan ini. Pelayan dalam bidang jasa, guru, pekerja kesehatan dan

  para pekerja sosial adalah orang-orang yang rentan dan mudah

  mengalami "kekeringan rohani".

 

  Tak dapat dihindari, orang-orang yang tinggal atau bekerja dalam

  lingkungan yang amat menekan akan menemukan sumber energi mereka

  menjadi kering. Orangtua yang mengasuh anak-anak dan remaja juga

  sering mengalami persediaan spiritual/rohani mereka menjadi

  terkurang habis (kosong).

 

  Ironisnya, orang Kristen yang paling aktif adalah kandidat/calon

  paling utama yang mengalami "kekeringan rohani". Mengapa? Karena

  sangatlah mudah untuk menjadi begitu sibuk saat melakukan "pekerjaan

  Tuhan" sampai anda memiliki sedikit atau tidak ada waktu sisa untuk

  menikmati kehadiran Tuhan.

 

  ANDA TIDAK BISA MEMBERIKAN APA YANG TIDAK ANDA MILIKI

 

  "Kekeringan rohani" tidak hanya disebabkan karena kita terus-menerus

  memberi, tetapi juga karena kegagalan untuk mengisi kembali sumber-

  sumber daya rohani yang kita miliki.

 

  Seringkali, merupakan keuntungan bagi saya untuk dapat berbicara

  dengan para pendeta dan pelayan Kristen. Yang saya perhatikan,

  persoalan serius yang mereka hadapi adalah "kekeringan rohani". Saya

  katakan kepada mereka, "Anda tidak bisa memberikan sesuatu yang

  belum anda terima." Anda berpikir bahwa persekutuan anda dengan

  Yesus sebanding dengan pelayanan yang anda lakukan untuk Dia. Namun

  justru kebalikannya. Pelayanan anda ada disebabkan karena adanya

  persekutuan dengan Dia. Tanpa memiliki persekutuan dengan Yesus,

  semua pelayanan anda hanya menjadi sebuah pertunjukan dan kepura-

  puraan.

 

  Ilustrasi:

  ----------

  Hampir sepanjang hidup saya tinggal di Pennsylvania bagian barat

  dekat Pittsburgh, sebuah kota yang diidentikkan oleh sebagian besar

  orang dengan baja, batubara dan cerobong-cerobong asap yang

  memuntahkan kotoran ke udara. Beberapa waktu yang lalu, gambaran itu

  memang tepat untuk kota ini, tetapi sekarang tidak lagi. Saat ini

  Pittsburgh adalah salah satu pemandangan yang terindah di Amerika.

  Datang melalui terowongan Fort Pitt, salah satu dari terowongan-

  terowongan yang menjadi jalur lalu lintas menuju ke daerah pusat

  kota, saya menyaksikan saat kota ini berkembang dan memiliki

  pemandangan luas yang indah tepat di depan mata. Berapa kalipun saya

  melihatnya, hal itu masih merupakan pemandangan yang mengagumkan.

 

  Suatu hari saat mendekati terowongan-terowongan tersebut pada jam

  sibuk, saya terjebak kemacetan lalu lintas yang luar biasa. Mobil-

  mobil dan truk berbaris bermil-mil, menunggu agar dapat melewati

  terowongan tersebut. Saat kendaraan-kendaraan merayap turun dari

  sebuah bukit menuju terowongan-terowongan tersebut, lebih banyak

  lagi kendaraan lain yang menyusul rangkaian itu, memperparah

  kebuntuan jaringan jalan bebas hambatan yang sudah kelebihan beban

  tersebut. Emosi memuncak dan radiator memanas makin menambah rumit

  keadaan. Perjalanan yang seharusnya hanya membutuhkan waktu 20 menit

  dari bandar udara menuju kota ternyata memakan waktu saya selama

  hampir dua jam.

 

  Penyiar berita pada malam itu mengungkapkan penyebab terjadinya

  kemacetan tersebut. Ada sebuah mobil kehabisan bensin di tengah

  terowongan, pengemudi dan keluarganya duduk diam di dalam mobil itu

  karena ketakutan (ditambah lagi dengan mendengar umpatan-umpatan

  kasar dari para pengemudi lain saat mereka melintas). Karena takut

  untuk keluar dari mobil dan mencari bantuan, mereka tetap terhalang

  dan terhenti di tengah jalur cepat.

 

  Tidak hanya si pengemudi telah membahayakan dirinya, tetapi dia juga

  telah membahayakan seluruh keluarganya dan hampir menyebabkan

  terjadinya bencana bagi ratusan orang lainnya. Bersyukur karena

  tidak terjadi malapetaka, namun pengemudi tersebut tentu saja telah

  membuntukan jaringan jalan bebas hambatan dan menyusahkan begitu

  banyak orang.

 

  AKIBAT KEKERINGAN ROHANI

 

  Hal yang sama terjadi saat anda mengalami "kekeringan rohani".

  Kemungkinan anda adalah orang yang kehabisan bensin, namun dampak-

  dampak dari "kekeringan rohani" yang anda alami mempengaruhi orang-

  orang di sekitar anda. "Kekeringan rohani" yang dialami seorang

  pendeta menandakan kematian jemaatnya; tangki rohani seorang ayah

  yang kosong akan mengorbankan anggota-anggota keluarganya; seorang

  atasan yang persediaan spiritualnya kering akan memberikan kesan

  spiritual yang buruk pada para pekerjanya. Lusinan, kadang-kadang

  ratusan, bahkan mungkin ribuan orang lain terpengaruh secara negatif

  manakala seorang Kristen membiarkan dirinya kehabisan bahan bakar

  secara rohani.

 

  BEBERAPA INDIKASI KEKERINGAN ROHANI

 

  1. "Kekeringan rohani" akan jelas terlihat jika kita melakukan

     banyak aksi pelayanan tapi memiliki motivasi yang kurang benar.

 

  2. Jika kita sering menggunakan jargon-jargon Kristen tetapi dalam

     kehidupan nyata kita tidak memiliki kuasa rohani, maka kita

     sebenarnya sedang mengalami "kekeringan rohani".

 

  3. Orang yang "kekeringan rohani" ditandai dengan banyaknya

     menekankan doktrin-doktrin tapi hidup tanpa kasih di dalamnya.

 

  4. Tanda lain dari "kekeringan rohani" adalah ketika kita menjadi

     pelayan Kristen yang bekerja paling keras tapi sekaligus juga

     menjadi pengkritik yang paling keras terhadap orang lain dan diri

     sendiri.

 

  5. Jika seorang pelayan Tuhan tiba-tiba berhenti melayani pekerjaan

     Tuhan yang biasanya paling ia sukai, karena sebab-sebab yang

     tidak jelas atau tidak penting, mungkin anda sedang mengalami

     "kekeringan rohani".

 

  SUMBER UNTUK MENYEMBUHKAN KEKERINGAN ROHANI

 

  Jika anda mengalami tanda-tanda di atas, kembalilah kepada Tuhan

  yang menjadi sumber kekuatan kita, seperti yang dikatakan Yesaya,

 

          "tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan

              mendapat kekuatan baru:" (Yesaya 40:31)

          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yes+40:31 >

 

  Percayalah kepada kekuatan Allah dan jangan pada kekuatan diri

  sendiri. Allah berkuasa untuk menciptakan sumber kekuatan rohani

  untuk mengisi bejana anda yang kosong. Ia adalah "Yehova Jireh",

  Allah yang menyediakan. Ia bukan Allah yang hanya menonton tapi Ia

  terlibat dalam detik demi detik hidup kita hingga saat ini. Ia tidak

  pernah terlalu sibuk dan terlalu capai untuk mendengarkan dan

  berkomunikasi dengan kita.

 

  Ketika kita mengalami "kekeringan rohani", jangan biarkan

  kesombongan kita menyebabkan kita semakin jauh dari Tuhan.

  Panggillah nama-Nya, ijinkan Dia untuk membangkitkan semangat

  anda lagi dan memulihkan kekuatan anda. Dengarlah suara-Nya,

  peganglah janji-Nya, karena Ia adalah setia.

 

  -*- Artikel di atas diterjemahkan dan diringkas dari sumber -*-:

  Judul Buku   : The Disillusioned Christian

  Judul Artikel: Spiritual Dehydration

  Penulis      : Ken Abraham

  Penerbit     : Here's Life Publishers, 1991

  Halaman      : 31 - 43

 

 

*TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA*

 

                   -*- KETIKA TUHAN TERASA JAUH -*-

 

  Ada kalanya di tengah pertumbuhan rohani, Tuhan sengaja membawa kita

  ke "padang gurun", di mana kita sendirian tiada orang-orang seiman

  yang menguatkan kita, tiada pembimbing rohani yang mengingatkan kita

  dan tidak ada lagi perkataan Tuhan yang dapat kita dengar. Kita

  benar-benar merasakan kesunyian yang luar biasa. Dan Tuhan seakan

  menghendaki agar kita melewati masa yang sunyi dan gersang seperti

  di gurun pasir itu agar kita melihat Tuhan dengan cara pandang yang

  lain.

 

  Pada awal pembicaraan tema ini, Dr. Paul Gunadi memulainya dengan

  menceritakan sebuah kisah nyata: Ini adalah kisah perjalanan

  kehidupan rohani seorang Kristen yang bernama Richard Foster.

  Foster dikenal sebagai penulis buku-buku Kristen tentang disiplin

  rohani dan tentang 'money, seks and power'. Pada suatu ketika dia

  merasakan Tuhan meminta dia untuk meninggalkan pelayanannya selama

  waktu yang tak ditentukan. Pada saat itu dia adalah seorang dosen

  dan terlibat dalam banyak pelayanan rohani. Apa yang Tuhan minta

  itu betul-betul sesuatu yang sangat-sangat mencemaskan. Apalagi dia

  tidak tahu berapa lama Tuhan meminta dia untuk meninggalkan

  aktivitas sehari-harinya itu. Namun karena dia ingin taat kepada

  Tuhan, maka dia tetap melakukannya. Nah, dia menuliskan

  pengalamannya ini dan saya mendapatkan banyak berkat dari apa yang

  dia tuliskan. Dia menamakan pengalaman ini pengalaman gurun pasir.

 

  Foster menuliskan bahwa di dalam hidup kerohanian itu Tuhan tidak

  selalu menyatakan diri-Nya seperti seorang ayah yang langsung

  menyelamatkan anaknya sewaktu anak itu berseru minta tolong kepada

  ayahnya. Apalagi waktu kita masih "bayi" dalam Tuhan, kita akan

  melihat bahwa Tuhan itu begitu sigap membantu kita, begitu sigap

  memberikan petunjuk kepada kita. Namun menurut Foster akan ada masa

  di mana Tuhan tidak bertindak sesigap itu. Dengan tujuan agar kita

  menggantungkan diri kita kepada Dia, bukan kepada perbuatan-Nya,

  bukan kepada apa yang Tuhan berikan kepada kita. Nah pada masa awal-

  awal rohani kita, kita cenderung bergantung sekali pada pemberian-

  pemberian Tuhan, pada perbuatan-perbuatan Tuhan, kita meninggikan

  perbuatan Tuhan yang menolong kita, yang menyelamatkan kita, kita

  bersyukur atas pemberian Tuhan pada saat keadaan yang sangat kita

  butuhkan. Tapi untuk menjadikan kita ini dewasa, kita perlu melewati

  masa kegersangan seperti di gurun pasir.

 

  Justru pada masa-masa di gurun pasir inilah kita akan merasakan

  kesendirian, namun tidak berarti Tuhan meninggalkan kita. Foster

  menuliskan betapa dia ingin mendapatkan petunjuk Tuhan, mendengar

  suara Tuhan yang bisa membimbing dia kembali tapi dia merasakan

  saat-saat itu kok Tuhan begitu sunyi. Pada awalnya dia masih bisa

  menghadapinya dengan baik, tetapi lama-kelamaan ia menjadi sangat

  cemas. Terutama karena dia tidak tahu kapan ini akan selesai. Namun

  inilah yang dia saksikan setelah dia melewati masa di gurun pasir

  itu, bahwa sekarang ia merasa sangat bergantung kepada Tuhan dengan

  cara yang sangat berbeda, dan inilah yang benar-benar telah

  mendewasakan kehidupannya dengan Tuhan.

 

-------

  T: Ketika Foster mengatakan di padang gurun, kita langsung teringat

     dengan kisah Tuhan Yesus yang dicobai di padang gurun itu. Apakah

     hal itu juga terjadi dalam diri Tuhan Yesus?

 

  J: Matius 4:1, berkata "Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun

     untuk dicobai Iblis." Sebetulnya kalimat ini sangatlah pendek

     tapi benar-benar suatu kalimat yang bermakna sangat dalam. Yang

     pertama kita melihat dengan jelas bahwa Tuhan Yesus dibawa oleh

     Roh, nah Roh ini Roh siapa, Roh Allah sudah tentu. Jadi Yesus

     dibawa oleh Roh Allah ke padang gurun. Dengan kata lain kita

     simpulkan bahwa Allah-lah yang menghendaki untuk masuk ke dalam

     gurun pasir itu, dan kita tahu Yesus selama 40 hari 40 malam

     berpuasa, tidak makan tidak minum, dan pada saat itulah Dia

     dicobai. Nah, Iblis datang bukan kebetulan tapi dikatakan jelas

     bahwa Yesus di bawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai

     Iblis, memang tujuannya adalah supaya dicobai oleh Iblis. Nah,

     kadangkala akan terjadi pada diri kita pula, Tuhan akan dengan

     sengaja dan dalam rencana-Nya membawa kita ke padang gurun, di

     mana kita akan sendirian tidak ada lagi orang-orang seiman yang

     bisa menguatkan kita, tidak ada lagi pembimbing rohani kita yang

     bisa mengingatkan kita untuk terus datang kepada Tuhan dan kuat

     dalam Tuhan. Dan tidak ada lagi perbuatan Tuhan yang bisa kita

     saksikan dan tidak ada lagi suara Tuhan yang bisa kita dengar

     dan benar-benar kita merasakan kesunyian yang luar biasa.

 

-------

  T: Tapi ada kasus di mana seseorang merasa bahwa dia ditinggalkan

     oleh Tuhan atau merasa jauh dari Tuhan. Tapi, mungkinkah dia

     malah menjadi justru semakin menjauhkan diri dari Tuhan?

 

  J: Bisa terjadi, karena pengalaman gurun pasir adalah pengalaman

     yang mencemaskan. Bahkan Richard Foster sendiri merasakan itu

     pengalaman yang tidak mudah dilewatinya, dia merasakan desakan

     untuk kembali kepada aktivitasnya semula. Dengan kata lain,

     memang kita akan jauh lebih nyaman mengenal Tuhan melalui cara-

     cara yang telah kita kenal itu, melalui berkat-Nya, melalui

     pemberian-Nya jadi ada kecenderungan kita akan mengalami

     kesulitan bertahan dalam pengalaman gurun pasir itu, Jika kita

     tidak tahan bisa-bisa memang malah menjauhkan diri karena kita

     menuduh Tuhan telah meninggalkan kita. Tetapi saya percaya satu

     hal, kalau kita memang tulus mengikut Tuhan dan Tuhan

     menempatkan kita dalam pengalaman gurun pasir itu, Tuhan tidak

     akan membiarkan kita meninggalkan Dia di waktu-waktu kritis itu.

     Saya percaya Tuhan akan kembali menyentuh kita dan mengingatkan

     bahwa Dia di samping kita. Bahwa Dia sengaja sunyi bukan untuk

     mendiamkan kita, tapi mengajar kita untuk berdiam diri, di

     hadapan Dia ... itu yang Dia akan ajarkan kepada kita.

 

-------

  T: Bagaimana kita bisa siap untuk masuk di dalam padang gurun itu?

 

  J: Saya kira dalam hal ini yang paling penting kita dekat dengan

     Tuhan, membaca Firman-Nya, menekuni-Nya, mencoba menaati Tuhan

     dan kita tidak usah memikirkan kapan Tuhan akan menempatkan kita

     di pengalaman gurun pasir itu. Sebab itu adalah kehendak Tuhan

     dan hak Tuhan, kapan waktunya hanya Tuhan yang menentukan.

 

-------

  T: Firman Tuhan manakah yang dapat menguatkan kita ketika kita ada

     dalam pengalaman padang pasir?

 

  J: Saya akan bacakan dari apa yang tadi saya sudah baca di Matius 4;

     diakhir pencobaan Tuhan Yesus telah menang melawan godaan-godaan

     Iblis, dikatakan di ayat 11, "lalu Iblis meninggalkan Dia." Jadi

     yang saya tekankan bahwa peristiwa itu akan lewat, apapun yang

     menimpa kita akan lewat, dalam hal Tuhan Yesus menang atas

     pencobaan Iblis dan Malaikat-malaikat datang melayani Yesus. Jadi

     kabar gembiranya adalah bahwa kalau kita melewatinya maka Tuhan

     akan datang kepada kita dan benar-benar melimpahkan pelayanan-Nya

     kepada kita kembali, sebab di situlah kita bersukacita merayakan

     kemenangan itu.

 

-*- Sumber -*-:

   [[Sajian kami di atas, kami ambil dari isi salah satu kaset TELAGA

     No.  59B, yang telah kami ringkas/sajikan dalam bentuk tulisan.]]

     -- Jika anda ingin mendapatkan transkrip seluruh kaset T59B lewat

        e-Mail, silakan kirim surat ke:  < owner-i-kan-konsel@xc.org >

     -- Informasi tentang pelayanan TELAGA/Tegur Sapa Gembala Keluarga

        dapat anda lihat dalam kolom INFO edisi e-Konsel 03 dari URL:

    ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/003/    [01 Nov 2001]

 

 

*BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH*

 

                  -*- KEMUNDURAN, KELESUAN ROHANI -*-

 

  AYAT ALKITAB

  ============

  Pertobatan dan Pengakuan:

     1Yohanes 1:9; Amsal 28:13; Mazmur 51:19; Mazmur 40:2-4

 

  Janji Pengampunan:

     2Tawarikh 7:14; Yesaya 55:7

 

  Pertumbuhan Rohani:

     Efesus 3:17-19; Kolose 3:16; Filipi 4:6,7

 

  Percaya pada Allah untuk Kemenangan tiap-tiap hari:

     Amsal 3:5,6; Roma 8:32,37

 

  LATAR BELAKANG

  ==============

  Kasus yang akan kita bahas ini menyangkut soal kegagalan moral atau

  rohani. Kasusnya bisa sangat berat, sampai seseorang kehilangan

  persekutuannya dengan Tuhan, menjadi dingin dan acuh terhadap

  kerohanian, atau bahkan sampai murtad.

 

  Berikut adalah beberapa tahap kemunduran rohani:

  ------------------------------------------------

  - Murtad:

    Seseorang menjadi murtad karena menolak kebenaran Allah yang

    dinyatakan di dalam Firman Tuhan dan dalam Putra-Nya, secara

    sengaja.

 

  - Dosa-dosa daging:

    Seseorang dihanyutkan oleh nafsunya sendiri dan terpikat untuk

    berdosa. Di antaranya pelanggaran susila, mabuk, membunuh, dan

    sebagainya.

 

  - Dosa-dosa roh:

    (Paling banyak terdapat pada orang Kristen). Pertama adalah

    kesuaman rohani -- ketiadaan tanggung jawab di hadapan Allah dan

    kepada gereja-Nya, yang membuat hidup dan pelayanannya menjadi

    tidak bermanfaat dan tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Bisa juga

    dimasukkan ke dalamnya, dosa berdusta, menipu, gosip, iri hati,

    pementingan diri sendiri, cemburu, dan sebagainya.

    (lihat Galatia 5:19-21).

 

  Faktor-faktor penyebab kemunduran:

  ----------------------------------

  - Kekecewaan atas ketidaksesuaian hidup orang Kristen lain, entah

    yang sungguh disaksikan atau hanya terkilas di pikiran.

 

  - Hubungan dengan Kristus secara asal-asalan, atau mengikut "dari

    jauh", dan melupakan kepentingan Firman Tuhan, doa dan kesaksian

    dalam hidup Kristen.

 

  - Ketidaktahuan tentang makna konkrit tanggung jawab dan tindakan

    yang rohani.

 

  - Ketidaktaatan kepada kehendak yang Allah nyatakan dalam hidup.

 

  - Dosa yang disengaja dan yang terus tidak diakui. Kita perlu sadar

    bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas semua tindakannya

    di hadapan Tuhan. Ini menuntut pertobatan dan pengakuan.

 

  ------------------------------Kutipan-----------------------------------

  Menurut Billy Graham:

  "Jika anda seorang yang sungguh beriman pada Kristus, anda akan

  berada dalam peperangan. Nafsu-nafsu daging, daya tarik dan pengaruh

  dunia serta Iblis, akan memerangi hidup Kristen anda. Daging akan

  menentang roh, dan roh akan melawan daging, dan pertentangan itu

  akan terus berlangsung. Hanya ketika anda menyerahkan diri penuh dan

  mempercayakan setiap bagian hidup anda kepada Kristus, baru anda

  akan mengalami damai sejahtera sempurna. Terlalu banyak orang yang

  ingin berpijak sebelah kaki atas dunia ini dan sebelah lagi atas

  kerajaan Allah, mencoba bersikap netral. Tetapi anda tidak akan

  mengalami kebahagiaan dengan sikap demikian. Nyatakan bahwa anda

  milik Kristus."

  --------------------------Kutipan_Selesai-------------------------------

 

  STRATEGI BIMBINGAN

  ==================

  Pembimbing harus mendorong orang yang dilayaninya untuk mengalami

  pertobatan sejati, pengakuan dan pemulihan, agar dia mengalami

  pembaruan kasih kepada Kristus, Firman-Nya dan pelayanan-Nya.

 

  Untuk mencapai sasaran ini, coba temukan bagaimana dia kehilangan

  persekutuannya dengan Tuhan. Jika nampaknya dia kurang pasti tentang

  penyerahan dirinya dulu pada Kristus, ulangi lagi "Damai dengan

  Allah". [["Damai dengan Allah" -- Traktat untuk menolong/menuntun

  orang non-Kristen agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA); atau

  Buku Pegangan Pelayanan, halaman 5; atau CD-SABDA: Topik 17750.]]

 

  Jika dia bersedia menghadapi masalahnya, teruskan dengan hal-hal

  berikut:

  1. Minta dia mengakui segala dosa yang disadarinya kepada Tuhan,

     sesuai dengan 1Yohanes 1:9.

 

  2. Bimbing dia membahas "Pemulihan". Melalui pengakuan, dia dapat

     diperbarui. Tidak ada dosa yang tidak akan Allah ampuni di dalam

     Kristus.

     [["Pemulihan" -- Panduan untuk orang yang sudah menerima Kristus,

     namun undur dari-Nya dan kini kembali mencari keampunan (Buku

     Pegangan Pelayanan); atau CD-SABDA: Topik 17753.]]

 

  3. Dorong dia untuk mulai membaca dan mempelajari Alkitab dan berdoa

     tiap hari. Tawarkan "Hidup dalam Kristus" yang akan membantunya

     memulai penelaahan Alkitab.

     [["Hidup dalam Kristus" -- Buklet yang berisi pelajaran-pelajaran

     dasar tentang prinsip memulai Kehidupan Kristen (dari PPA,

     Persekutuan Pembaca Alkitab); atau CD-SABDA: Topik 17453.]]

 

  4. Anjurkan dia melibatkan diri dalam persekutuan, pengajaran dan

     pelayanan di suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan.

 

  5. Dorong dia untuk berusaha memperbaiki kesalahannya pada orang

     lain, jika perlu.

 

  6. Berdoalah dengannya agar dia mengalami pemulihan penuh dan

     menerima berkat Tuhan.

 

  7. Desak dia untuk menghafalkan Amsal 3:5,6 dan belajar untuk

     bergantung pada kebenarannya di masa-masa mendatang.

 

-*- Sumber -*-:

  Judul Buku: Buku Pegangan Pelayanan

  Penulis   : Billy Graham

  Penerbit  : Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA)

  Halaman   : 108 - 110

  CD-SABDA  : Topik 17596

 

Komentar